Wahyu Jati Warayang 15120470 filsafat pendidikan
REPORTASE 3
FILSAFAT PENDIDIKAN
ESENSI DIRI MANUSIA TERHADAP TUHAN
Untuk
mencapaikan kebaikan, kebenaran serta memposisikan diri manusia dan Tuhan Gus
Aniq merumuskan cara mengenal Tuhan yang susunannya antara lain:
1. Dzat/klasifikasi diri
2. Substansi (sifat)
3. Realitas/nyata
4. Tindakan
11. Dzat.
Yang dimaksud dzat adalah manusia merupakan esensi
diri manusia terhadap Tuhan. Manusia adalah manifestasi atau tajalli dari
tuhan, manusia sebagai dzat tankinoyo koyo opo, manusia sebagai dzat tankinoyo
koyo ngopo, manusia sebagai dzat tankinoyo koyo sopo. Maksudnya adalah setiap
apa yang dilakukan oleh manusia esensinya cerminan dari Tuhan itu sendiri. Oleh
karena itu hendaknya manusia dalam setiap apa yang dilakukakn dan katakan
bercerminlah bahwa seakan-akan dirinya adalah Tuhan. Jadi, bisa dismpulkan bahwa semakin
mengenal wujud dari Tuhan semakin tidak
bisa, maka terhadap Tuhan melalui apa yang sudah diciptakan
22. Sifat.
Maksud dari sifat ini adalah manusia sebagai substansi
dari manusia itu sendiri, sebagai contoh manusia substansi hidup didunia adalah
pemimpin, sebaik baiknya pemimpin adalah yang mengatur dirinya sendiri serta
lingkungan, maka harus mempunyai sifat yang mana telah Tuhan berikan nama-nama
sifat Tuhan kedalam cerminan diri manusia. Manusia hendaknya memiliki sifat
–sifat dari nama-nama Tuhan karena Tuhan menitipkan nama-nama sifat kedalam
diri manusia
33. Asma.
Maksud dari Asma ini adalah realitas, bahwa manusia
realitas keadaannya adlah tidak hanya mencakup nama dari manusia itu sendiri
beserta artinya, namun siapa saja yang
membantu proses dalam merealisasikan hidup dan kehidupan manusia itu
sendiri. Contohnya adalah keluarga, teman, alam, dan lingungan yang lain.
44. Af’al.
Maksud dari
Af’al ini adalah tindakan yang dilakukan oleh diri manusia itu sendiri atau
pengaplikasian diri terhadap asma dan sifat yang dimiliki oleh manusia
.
Maka untuk
dapat memahami dan mengaplikasikan makna dari ciri kemerdekaan harus terlebih
dahulu mengenal diri sendiri sebagai bagian dari substansi ciri itu, permaknaan
dari kata diri yang terdiri dari dzat(esensi), Sifat (Substansi), Asma
(Realitas). Af’al (Aksi/tindakn) – Arb, 2018
Bapak pendidikan nasional Indonesia
pernah mengatakan pada tulisan yang dirangkum menjadi buku dengan kata “manusia
sebagai titah Tuhan” mengapa demikian? Ki Hajar menjelaskan bahwa keberadaan
Tuhan bergantung pada keberadaan Manusia itu sendiri, maksudnya Tuhan telah
menciptakan alam dan seisinya berserta fungsi-fungsinya untuk dimanfaatkan oleh
penghuni alam dunia khususnya pemimpin di bumi, yaitu manusia.Sebagian besar
dari manusia di dunia pada jaman kebodohan ini lebih mengenal teman, lingkungan
dan keadaan yang ada tetapi tidak mengenal dirinya sendiri, padahal manusia
yang baik adalah manusia yang lebih dahulu mengenal siapa, apa, bagaimana
dirinya sendiri sebelum menilai atau mengenal manusia lain.
Berbicara tentang pendidikan, konsep
pendidikan yang dirancang akhir-akhir ini berbeda dengan konsep yang dirumuskan
oleh Ki Hajar Dewantara, seperti pada konsep pendidikan akhir-akhir ini yang
mendikotomikan pendidikan jasmani dan rohani, berbeda dengan konsep yang
dirumus oleh Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan olahraga itu dijadikan satu
antara olah raga dan olah jiwa, karena raga dan jiwa (sukma) tidak bisa
dipisahkan bagaikan dua sisi koin. Jiwa yang sehat pasti akan menjadikan raga
yang kuat, begitu juga sebaliknya, jiwa yang kuat akan menuntun pada jiwa yang
sehat.
Komentar
Posting Komentar